Investasikanlah

Posted by Investasi Sabtu, 09 Maret 2013 0 komentar
Banyak ahli keuangan berpendapat bahwa, cara yang paling efektif untuk berhasil dalam keuangan ialah Anda harus bijaksana mengarahkan uang Anda. Jalan keberhasilan seseorang dapat dilihat dari cara hidupnya dan bagaimana ia membelanjakan uangnya. Misalnya, membeli mobil akan lebih tidak menguntungkan dibanding Anda membeli sebuah rumah karena keduanya memiliki nilai yang berbeda. Dalam hitungan tahun mobil Anda akan mengalami penyusutan harga sedangkan rumah yang Anda beli tahun lalu cenderung mengalami peningkatan harga. Hukum ini benar dan berlaku bagi siapa pun juga.

Baca Selengkapnya ....

Keseimbangan Investasi Dunia Akhirat

Posted by Investasi 0 komentar
Salah satu di antara karakteristik agama Islam adalah tawazun (keseimbangan). Kehidupan dalam Islam sebagaimana disyariatkan Allah dan RasulNya, merupakan kehidupan yang simbang dan selaras, dengan sisi-sisi kehidupan material. Ada sebuah riwayat, pada suatu hari salah seorang sahabat Rasulullah SAW lewat di sebuah lembah dengan mata air yang jernih dan segar. Lembah itu sangat mempesona, sehingga sahabat itu berfikir untuk mengasingkan diri dari masyarakat dan menghabiskan waktunya untuk beribadah di lembah tersebut. Ia menghadap dan memberitahukan maksudnya itu kepada Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Jangan kamu lakukan itu, kedudukanmu di jalan Allah jauh lebih mulia dan lebih mulia daripada shalat yang engkau lakukan di lembah tersebut selama 70 tahun.

Tidakkah kamu ingin agar Allah SWT mengampuni segala kesalahanmu dan memasukanmu ke dalam surga? Maka berjuanglah di jalan Allah”. Artinya hiduplah di tengah-tengah masyarakat dengan mempertahankan aqidah dan menyebarkannya kepada yang lain. Itulah makna ummatan wasatha (umat yang seimbang) antara hablum minallah dan hablum minan naas. Wasathon artinya juga pertengahan. Posisi pertengahan dalam arti tidak memihak ke kanan dan ke kiri. Dan ini akan mengantarkannya untuk berlaku adil. Posisi pertengah dalam pandangan Islam tentang hidup adalah bahwa di samping ada dunia ada juga akhirat. Keberhasilan di akhirat ditentukan oleh iman dan amal shaleh di dunia. Manusia tidak boleh tenggelam dalam materialisme, tetapi juga tidak boleh terlalu larut dalam spiritualisme yang sangat tinggi sehingga melupakan dunia. Pandangan mengarah ke langit, namun kaki harus tetap berpijak di bumi. Islam mengajarkan umatnya meraih materi duniawi, tetapi dengan nilai-nilai ukhrawi. (al Qashshash : 77).

Rasulullah SAW adalah contoh paling ideal bagi kehidupan yang berimbang. Islam tidak mengajarkan agar umatnya mengisolirkan diri dari kehidupan yang tujuannya untuk beribadah kepada Allah saja di tempat pertapaan, atau hanya berkutat di Biara seperti seorang pendeta. Bahkan Islam mengingkari orang-orang yang menciptakan kehidupan sendiri ala pendeta yang tidak berumah tangga atau menikah. Dalam sebuah riwayat, pernah ada tiga orang sahabat bertanya kepada kepada salah seorang isteri Rasulullah SAW, Aisyah RA. Sahabat itu bertanya : “Bagaimana ibadahnya Rasulullah SAW”? Aisyah menjawab : “Bahwa ibadahnya Rasulullah SAW begini, begitu dlsb. Setelah mendengan jawaban Aisyah, ketiga sahabat tersebut membandingkan dengan dirinya, bahwa ibadah diri mereka sungguh tidak ada apa-apanya dibanding dengan ibadahnya Rasulullah SAW. Sementaa Allah SWT telah mengampuni dosa-dosa Rasulullah yang terdahulu dan yang akan datang. Akhirnya salah seorang dari mereka ada yang mengatakan bahkan bersumpah, akan melakukan puasa terus menerus.

Sedang orang kedua juga mengatakan akan shalat malah terus menerus. Sedang orang ketiga akan beribadah terus dan tidak akan kawin selamanya. Rasulullah SAW yang mendengar pernyataan ketiga sahabat tersebut, datang dan bersabda : “Sungguh aku adalah orang yang paling takut dan orang yang paling bertaqwa di antara kalian. Tetapi aku berpuasa tetapi aku juga makan berbuka. Aku bangun malam untuk shalat, tetapi aku juga tidur. Dan akupun juga menikahi wanita. Maka barang siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka mereka tidak termasuk golonganku”.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW pernah menasehati Abdullah bin Amr. Tatkala beliau mengetahui bahwa sahabatnya tersebut terus-menerus berpuasa, shalat malam, dan membaca Al-Qur’an. Sehingga ia melalaikan hak dirinya, hak isteri dan anaknya, dan hak-hak orang lain yang mengunjunginya. Maka Rasulullah SAW memerintahkan kepada sahabat tersebut agar mengambil jalan tengah dalam masalah ini, seraya beliau bersabda : “Sesungguhnya dalam jasadmu mempunyai hak atas dirimu, yaitu untuk beristirahat. Demikian juga matamu mempunyai hak atas dirinya untuk tidur. Demikian pula isterimu juga mempunyai hak atas dirimu, untuk bercengkerama dlsb. Demikian pula terhadap tamu-tamumu, mereka mempunyai hak atas dirinmu”.

Sumber : http://www.masjidalakbar.com

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of INVESTASIKANLAH HARTAMU.